Wednesday, January 7, 2015

Musical - A Love Story

The Sound of Music - this time with the kids



Musical

Either you like it or you hate it.

Ya iyalah..kalo suka ya suka, kalo nggak suka ya nggak suka. Soalnya nonton musical itu kan nggak murah. Ngapain juga buang2 uang untuk menikmati sesuatu yang nggak kita sukai.

Tapi, kebetulan saya masuk dalam kategori yang suka. Mungkin sejak pertama kali nonton The Sound of Music, yang kayak2nya menjadi film musical pertama yang ditonton. Setelah itu, waktu udah lebih besar, thanks to sanggar Shangrilla (and special thanks to Lea, temen SD yang udah minjemin videonya), ada operette Amalia si yatim piatu, Itik buruk rupa yang jadi tontonan. Waktu SMA, ada The King and I yang dipasang di RCTI, yang membuat saya tergagugaga melihat bagaimana sebuah show bisa dijadikan begitu menarik dengan menggabungkan dance, song and story.

Dan, special thanks juga buat Irene, temen SMA yang cerita tentang Phantom of The Opera, dan penyanyinya yang suaranya luaaaar biasa! Didorong rasa keingin tahuan saya, dari bagaimana seseorang bisa bersuara luaaaaaarr biasa, dibelilah kaset compilation, best of Andrew Lloyd Webber, dan sebuah dunia baru terbentang di depan saya.

Apakah Phantom of The Opera itu? Ada filmnya nggak? Siapa ini Andrew Lloyd Webber? Sayang sekali, waktu itu, yang namanya internet itu masih barang langka belum ada. Jadi kalo mau mencari tahu lebih banyak ya rada2 repot. Tapi, seperti kata bapak Paulo Coelho, "When you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it!" Bener aja, bisa aja ketemu banyak info mengenai Mr. ALW, ya mungkin emang karena selama ini si mister emang udah ngetop dan sayanya aja yang ibaratnya katak dalam tempurung. Terus, few years later, seorang murid saya malah berbaik hati minjemin kaset OST The Phantom of The Opera. Setelah dengerin itu, saya baru sadar, ternyata musical itu panjang, dan juga semuanya dinyanyiin, mirip2 film india gitu yahhh.  

Waktu saya di sydney, terdengarlah kabar berita kalau yang namanya Phantom of The Opera itu lagi main di Melbourne. Of all the places, kenapa juga harus di lain kota. Waktu lagi easter holiday 1998, pergilah saya ke kota lain, untuk jalan2 selain juga untuk nonton musical legendaris ini. What a dream come true.

(note: it was April 1998, just a month before the the May 98 riot. Rupiah has already depreciated against other foreign currencies, but still stable enough for me to steal some of my monthly allowance to go for this trip. Of course, somehow I gave an impression to my parents that show ticket cost like movie ticket. I would not live to this day if my mother found out about how much I really paid for the show).

Waktu di Sydney jugalah saya pertama kalinya memuaskan diri untuk menyaksikan banyak musical. Mulai dari Rent, Cats, Chicago, The Sound of Music. Pada masa itu, juga adalah masa evangelisasi musical kepada dear boyfriend. Seperti juga Maria (The Sound of Music) yang masuk dan membawa musik ke dalam hidup Captain Vonn Trapp seperti itu pulalah saya memperkenalkan musik ke dalam hidup TB (then boyfriend).

Waktu saya akhirnya memutuskan untuk menjadi TKI ke sebuah negara kecil tetangga, ternyata, perhubungan saya dengan dunia teater music ini menjadi semakin akrab. Cita-cita lain untuk menonton Miss Saigon, akhirnya kesampaian juga. Dilanjutkan dengan pertunjukan-pertunjukan lain, baik yang produksi lokal maupun produksi international.

Ini list pertunjukan yang sudah pernah saya saksikan: in no particular order, alias yang masih diinget:

Phantom of The Opera (Sydney, April 98)

Chicago (Mar 99)

The Sound of Music (Nov 99)

Rent (Dec 99)

Cats (2000)

Hanoman mencari ayah (Indonesian first musical, nonton di TMII)

Miss Saigon (Aug 01)

Honk! (02)

Forbidden City (Opening of Esplanade Week)

Fame

Wedding Banquet

Oliver! (2003)

Mama Mia

Simple Twist of Fate (2006)

Phantom of The Opera (Singapore, Mar 07).

Wicked (2012)

Annie (2013)

My Fair Lady (2014)

The Sound of Music (2014)

Ucapan terima kasih:

Terima kasih untuk ortu saya yang telah memberikan dukungan finansial untuk beli tiket dan suami untuk dukungan finansial (beli tiket, beli buku panduan, beli CD) dan dukungan moril (nemenin nonton, booking tiket)

My life will not be as rich if not for you all!
 
Note: Written sometime between 2006 - 2010, but was never published. I decided to do some minor updates and publish it for fun!